sumber : http://www.kmiactuators.com/wp-content/uploads/2020/04/cropped-3.1-Memulai-Bisnis-di-Laos-2.jpg
Metode Penilaian
Investasi, yaitu layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi dilakukan bisa
dianalisis dengan berbagai kriteria. Penilaian investasi yang "layak"
bisa diberikan dengan membandingkan dengan kecenderungan rata-rataindustri
sejenis. Menggunakan beberapa metode dalam mengukur sebuah investasi akan lebih
baik dibandingkan dengan hanya mengandalkan satu metode saja. Karena akan
mendapatkan banyak gambaran lebih lengkap dan mendapatkan lebih banyak informasi.
Berikut beberapa metode
yang umum digunakan oleh perusahaan :
1. Metode Payback Period (PP)
Analisa
metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk mengetahui
kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period
mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya
seperti awal mula.
Dengan
analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa
dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas.
Perhitungan
metode ini diakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika
jumlah arus kas
yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar.
Secara
umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian yang lebih
cepat. Maka investasi tersebut layak
untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya,
apabila payback period menunjukkan
periode pengembalian yang
lebih lama. Maka investasi tersebut tidak layak untuk
dijalankan.
Apabila
ada lebih dari satu jenis investasi yang ditawarkan, periode pengembalian yang
paling singkat yang seharusnya dipilih.
Analisa
metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan informasi mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan
diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi contohnya handphone yang setiap
bulan bahkan muncul produk baru yang membuat
produk sebelumnya menjadi
usang. Padahal masih baru.
Kelebihan Payback Period
1. Payback
period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan kembali.
2. Payback
period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin.
3. Payback
period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback period, semakin kecil resiko
kerugian. Begitu juga sebaliknya.
4. Payback
period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan resiko yang sama dengan hanya melihat
lamanya tempo pengembalian atas investasi. Payback period yang lebih pendek itulah
yang disarankan untuk dipilih.
5. Dampak
investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa diminialisir.
Kekurangan Payback Period
1. Payback
period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh setelah masa paybac period tercapai.
2. Payback
period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)
3. Payback
period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa diterima
perusahaan.
4. Payback
period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak
menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan.
Rumus Payback Period :
PP
= n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun
Keterangan
:
PP
= pengembalian modal.
n
= tahun terakhir saat jumlah besaran arus kas masih belum dapat menutup besaran
investasi semula.
a
= jumlah besaran investasi semula.
b
= besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.
c
= besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.
2. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C
Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan dengan
Total Biaya produksi (Cost = C). B berarti Benefit, sedangkan C berarti cost.
Perhitungan b/c ratio ini dihitung dari tingkat suku bunga. Dalam batasan
besaran nilai B/C digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah suatu usaha
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Rumus
untuk menghitung b/c ratio adalah : B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total
Biaya Produksi (TC)
BCR = (Present Value dari Manfaat /
Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
Nilai
present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
PV
= Fn/ (1 + r ) n
Dimana
:
Fn
= Future value (nilai pada akhir tahun ke n)
PV
= (Nilai sekarang (nilai pada tahun ke 0)
r
= Suku bunga
n
= Jumlah Waktu (tahun)
Sedangkan
pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang
ditentukan sebagai berikut:
Jika
BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada
pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau
layak (feasible).
Sebaliknya
jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil
daripada pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not feasible).
3. Metode Net Present Value (NPV)
Metode
penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai
sekarang dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa mendatang. Dalam perhitungan net
present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan
prakiraan keuntungan dari
investasi yang sedang direncanakan. Keputusan dengan mengguanakan
analisa NPV ini ada dua kemungkinan.
-
Apabila selisih antara nilai sekarang dari
arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk
dijalankan.
-
Apabila selisih antara nilai sekarang dari
arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk
dijalankan.
Kelebihan Analisa Metode Net Present
Value.
1. Nilai
waktu dari uang turut diperhitungkan.
2. Nilai
sisa proyek/investasi turut diperhitungkan.
3. Arus
kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan
Kekurangan Analisa Metode Net Present
Value
1. Apabila
proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga berbeda.
Maka nilai NP yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi tersebut
lebih baik.
2. Manajer
keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi.
3. Kelayakan
investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnyaarus kas. Faktor usia lamanya investasi juga bisa
mempengaruhi.
Cara Menghitung NPV (Net Present
Value)
Net
Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari
investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek.
Berikut ini adalah Rumus NPV dan juga contoh kasusnya.
Rumus NPV (Net Present Value)
Rumus
NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari
investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan
menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value
(NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
NPV
= (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
atau
Dimana
:
NPV
= Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct
= Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0
= Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r
= Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net
Present Value)
Manjemen
Perusahaan Masker ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi dari maskernya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar
Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang
masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah
rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya
:
Diketahui
:
Ct
= Rp. 50 juta
C0
= Rp. 150 juta
r
= 12% (0,12)
Jawaban
:
NPV
= (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV
= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) –
150
NPV
= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV
= 180,24 – 150
NPV
= 30,24
Jadi
nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
4.
Metode
Internal Rate of Return (IRR)
Analisa
metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang
menyamakan present value (nilai
sekarang) investasi saat ini
dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang.
Metode
IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan
percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat return
yang sebenarnya
Kelebihan Internal Rate of Return
1.
Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu
dari uang.
2.
Dasar perhitungan menggunakan aliran arus
kas.
3.
Tidak berefek pada aliran arus kas selama
periode investasi.
4.
Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase.
Pengambilan keputusan investasi bisa membuat prakiraan apabiladiscount
ratetidak diketahui.
5.
Metode IRR lebih mengutamakan cash initial
atau kas awal daripada arus kas belakangan
Kekurangan Internal Rate of Return
1. Membutuhkan
perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang kemungkinan
bisa dicapai.
2. Perhitungan
IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harustrial and errorapabila tidak
menggunakan software.
3. Tidak
dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam ukuran
dan keadaan investasi.
4. Dalam
perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan
nilai IRR sama sekali.
Rumus IRR
Sebuah
suku bunga IRR akan didapat apabila NPV = 0 maksutnya suku bunga yang dapat
diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat paling utama yaitu ialah IRR
> dari suku bunga MARR nya.
Untuk
memperoleh suatu hasil akhir dari sebuah perhitungan IRR, maka kita harus
mencari terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan menghasilkan NPV
positif. kemudian kita cari discount rate yang akan menghasilkan NPV negatif.
Berikut ini adalah Rumus IRR:
Keterangannya
:
IRR
= Internal Rate of Return
i1
= Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (+)
i2
= Tingkat Diskonto yang akan
menghasilkan NPV bernilai (-)
NPV1=Net
Present Value yaitu bernilai positif
NPV2=
Net Present Value yaitu bernilai negatif
IRR
memiliki tiga buah nilai dimana pada
masing-masing nilai tersebut memiliki
makna tersendiri terhadap suatu
kriteria investasi. Berikut ini untuk lebih jelasnya:
IRR
< SOCC, maksutnya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara
finansial.
IRR
= SOCC, maksutnya suatu usaha atau
proyek tersebut berada dalam keadaan break even point.
IRR
> SOCC, maksutnya yaitu suatu usaha
atau proyek tersebut layak secara finansial.