Pada suatu hari ada seorang bernama Mulyan. Mulyan
adalah seorang pengemis yang kesehariannya hanya berdiam di depan ruko ATM di
seberang gedung perkantoran. Mulyan terbilang masih cukup muda, pada saat itu
usianya masih 24 tahun. Setiap hari nya dia hanya menunggu orang yang
keluar-masuk ke dalam ATM dan meminta sejumlah uang untuk biaya kehidupan
sehari-harinya. Tidak ada hal lain yang dia lakukan selain menunggu uang datang
dan menghabiskannya untuk kebutuhan makan dan minum. Bahkan Mulyan sering tidak
mendapatkan uang sama sekali untuk kebutuhan makannya.
Mulyan menjadi pengemis dikarenakan faktor terbesarnya
adalah kemalasannya untuk berjuang. Dia tidak ingin berusaha untuk mencapai apa
yang dia inginkan. Bahkan karena kemalasannya, Mulyan hanya tamat SMP, karena
pada saat SMA dia jarang masuk kesekolahnya hingga ia dikeluarkan oleh pihak
sekolah. Sejak saat itulah orang tuanya kecewa dan tidak mau memberikan uang
kepadanya sehingga ia harus mencari uang sendiri.
Saat itu siang hari, Mulyan seperti biasa duduk
didepan ruko ATM. Ada pengusaha dari seberang ruko tersebut hendak mengambil uang
dari ATM. Selama didalam ATM, pengusaha tersebut merasa iba melihat keadaan
Mulyan yang sangat tidak layak dengan baju robek-robeknya dan terlihat
kelaparan. Saat keluar dari ATM tersebut, pengusaha itu memberikan uang
sejumlah 5000 rupiah. Tetapi pengusaha itu meminta kembalian 2000 rupiah dan
berkata kepada Mulyan “Saya meminta kembalian ini karena Saya menganggap Anda
juga pengusaha, tapi pengusaha tanpa modal.” Kemudian pengusaha itu kembali ke
kantornya.
Sejak kejadian itu, Mulyan terus berfikir bahwa
akhirnya ada seseorang yang menganggap dirinya tidak rendahan dan Mulyan terus
memikirkan dan merenungan perkataan dari pengusaha tersebut. Akhirnya, Mulyan
mengambil suatu tindakan untuk mau mulai berjuang, bukan hanya meminta-minta
dari orang lain. Mulyan memulainya dari hal-hal kecil seperti membantu orang
dipasar, kuli panggul, menjadi sopir angkut, berjualan, hingga sekarang sukses
menjadi supplier suatu barang hingga ke luar negeri.
Mulyan menjadikan perkataan pengusaha tersebut
motivasinya untuk memulai perjuangannya, Mulyan mengambil sebuah tindakan yang
sekarang akhirnya bisa dia nikmati. Mulyan mengambil kesempatan mulai dari yang
terkecil, hingga dia bisa mencapai hal yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar